1.
Pemilu
tahun 1955
Pemilu pertama negara
Indonesia diselenggarakan pada tahun 1955 dan bertujuan untuk memilih
anggota-anggota DPR dan konstituante.Pemilu ini sering kali disebut
dengan Pemilu 1955.Pemilu tahun 1955 dipersiapkan di bawah
pemerintahan Perdana Menteri Ali Sastroamijoyo.
Pemilu tersebut dilaksanakan mengacu kepada UU
RI Nomor 7 Tahun 1955 tentang Pemilihan Umum Anggota-Anggota Konstituante dan
Anggota-Anggota DPR RI. Pemilu pertama ini dibagi menjadi du tahap, yaitu :
§
Tahap Pertama, adalah
pemilu untuk memilih anggota DPR. Tahap ini diselenggarakan pada tanggal 29
September 1955, dan diikuti oleh 29 partai politik.
§
Tahap kedua adalah
pemilu untuk memilih anggota konstituante. Tahap ini diselenggarakan pada
tanggal 15 Desember 1955.
Lima partai besar dalam Pemilu 1955 adalah
Partai Nasional Indonesia, Masyumi, Nahdlatul Ulama, Partai Komunis Indonesia,
dan Partai Syarikat Islam Indonesia.
Hasil pemilu tahun 1955 menghasilkan empat partai yang meraih
kursi terbanyak di DPR dan konstituante. Empat partai tersebut yaitu : Masyumi,
PNI, Nu dan PKI. Jumlah kusri DPR untuk Masyumi 60 kursi, PNI 58 kursi, NU 47
kursi, PKI 32 kursi dan partai lainnya memperebutkan 75 kursi.
Sedangkan jumlah kursi konstituante hasil pemilu tahun 1955
adalah Masyumi 119 kursi, PNI 112 kursi, NU 91 kursi dan partai lainnya
memperebutkan 118 kursi. Pelantikan anggota DPR dilakukan pada tanggal 20 Maret
1956, sedangkan untuk anggota konstituante dilakukan pada tanggal 10 November
1956.
Dari pelaksanaannya, pemilu pertama bisa dikatakan sukses dan
berlangsung damai.Dimana tingkat partisipasi warga begitu tinggi.Suara sah saat
pemilu mencapai 88 persen dari 43 juta pemilih. Sedangkan pemilih yang suaranya
tidak sah atau tidak datang (golput) hanya sebesar 12,34 persen.
2.
Pemilu Tahun 1971
5 Juli 1971 menjadi pemilu kedua yang dilaksanakan dan merupakan Pemilu pertama sesudah orde baru. Dimana saat itu diikuti 10 partai politik dan partai baru golongan karya (golkar) menjadi pemenangnya.
Beberapa parpol pada Pemilu 1955 tak lagi ikut serta karena dibubarkan, seperti Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi), Partai Sosialis Indonesia (PSI), dan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Dalam pelaksanaan Pemilu menggunakan sistem proporsional dengan daftar tertutup dan semua kursi terbagi habis di setiap daerah pemilihan. Golkar menang dengan mengantongi 62,8 persen suara (236 kursi DPR). Disusul partai lain seperti Nahdlatul Ulama (NU), Parmusi, Partai Nasional Indonesia, dan Partai Syarikat Islam Indonesia.
Banyak perdebatan antara pakar sejarah politik tentang kadar demokrasi dalam pemilu 1971 ini. Karena banyaknya indikator sebuah pemilihan umum demokratis yang tidak terpenuhi atau bahkan ditinggalkan sama sekali.
Hal ini tidak terlepas dari proses transisi kepemimpinan yang diawali oleh peristiwa berdarah yang kemudian membuat politik Indonesia disebut-sebut masuk kedalam sebuah era pretorianisme militer. Sebuah era dimana militer selalu mempunyai peran penting dalam menjaga serta mempertahankan kekuasan.
Meski demikian, di pemilu ini, golput yang pertama kali dicetuskan dan dikampanyekan justru mengalami penurunan sekitar 6,67 persen.
3.
No.
|
Partai
|
Suara
|
%
|
Kursi
|
1.
|
Golkar
|
34.348.673
|
62,82
|
236
|
2.
|
NU
|
10.213.650
|
18,68
|
58
|
3.
|
Parmusi
|
2.930.746
|
5,36
|
24
|
4.
|
PNI
|
3.793.266
|
6,93
|
20
|
5.
|
PSII
|
1.308.237
|
2,39
|
1
|
4.
Pemilu
Orde Baru tahun 1977
Pemilihan Umum Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah 1977 diselenggarakan
secara serentak pada tanggal 2 Mei 1977 untuk
memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
serta anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD Tingkat I Provinsi
maupun DPRD Tingkat II Kabupaten/Kotamadya) se-Indonesia periode 1977-1982.
Sebagai
pemenang mayoritas hasil pemilihan umum ini adalahGolongan
Karya
Partai
|
Suara
|
%
|
Kursi
|
Golongan
Karya (Golkar)
|
39.750.096
|
62,11
|
232
|
5.504.751
|
8,60
|
29
|
|
18.743.491
|
29,29
|
99
|
|
Total suara
|
63.998.338
|
100%
|
360
|
5.
Pemilihan Umum tahun 1982
Guna
melaksanakan pemilu berikutnya diadakan pembaharuan undang-undangnya, yaitu UU
No. 15 Tahun 1969 yang telah diubah dengan UU No. 4 Tahun 1975 diubah lagi
dengan UU No. 2 Tahun 1980. Sedangkan UU No. 15 Tahun 1969 tentang Susunan,
Kedudukan dan Kekuasaan Badan-badan Permusyawaratan/Perwakilan diubah
menjadi UU No. 3 Tahun 1980.
Pemungutan
suara untuk pemilihan anggota DPR dan DPRD itu diselenggarakan pada tanggal 4
Mei 1982 diikuti oleh 3 kontestan, yaitu : Partai Persatuan Pembangunan (P3),
Partai Demokrasi Indonesia (PDI) dan Golongan Karya (Golkar) dan Partai
Demokrasi Indonesia (PDI) yang masing-masing telah berasaskan Pancasila, namun.
masih ada asas ciri untuk masing-masing partai.
DPR hasil
pemilu 1982 dilantik pada tanggal 1 Oktober 1982 dan sidang umum
diselenggarakan pada bulan Maret 1983.
Seluruh
wilayah NKRI dibagi menjadi 27 daerah pemilihan termasuk Timor Timur, sedangkan
kursi DPR yang diperebutkan oleh 3 kontestan tersebut ialah sebanyak 364 kursi
dan 96 lainnya diangkat
6.
Pemilu Tahun 1987
Pemilihan Umum Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
1987 diselenggarakan secara serentak pada tanggal 23 April 1987 untuk memilih
anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
serta anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD
Tingkat I Provinsi maupun DPRD Tingkat II Kabupaten/Kotamadya) se-Indonesia
periode 1987-1992.
Sebagai pemenang mayoritas hasil pemilihan
umum ini adalah Golongan
Karya
Partai
|
Suara
|
%
|
Kursi
|
Golkar
|
62,783,680
|
73.11
|
299
|
PPP
|
13,701,428
|
15.96
|
61
|
PDI
|
9,384,708
|
10.93
|
40
|
Total suara
|
85,869,816
|
100%
|
400
|
7.
Pemilu Tahun 1992
Pemilihan
Umum Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 1992 diselenggarakan secara serentak pada tanggal 9 Juni 1992 untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) serta anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD Tingkat I Provinsi maupun DPRD Tingkat II
Kabupaten/Kotamadya) se-Indonesia periode 1992-1997.
Partai
|
Suara
|
%
|
Kursi
|
Golongan
Karya (Golkar)
|
66,599,331
|
68.10
|
282
|
16,624,647
|
17.00
|
62
|
|
14,565,556
|
14.89
|
56
|
|
Total suara
|
97,789,534
|
100%
|
400
|
8.
Pemilu Tahun 1997
Pemilihan Umum Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah 1997 diselenggarakan
secara serentak pada tanggal 29
Mei 1997 untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
serta anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD Tingkat I Provinsi
maupun DPRD Tingkat II Kabupaten/Kotamadya) se-Indonesia periode 1997-2002.
Pemilihan Umum ini merupakan yang terakhir kali diselenggarakan pada masa Orde
Baru.
Sebagai
pemenang mayoritas hasil pemilihan umum ini adalah Golongan
Karya.Pemilu ini diwarnai oleh aksi golput olehMegawati Soekarnoputri,
yang tersingkir sebagai Ketua Umum PDI yang tidak diakui rezim pemerintah waktu itu.
Partai
|
Suara
|
%
|
Kursi
|
Golongan
Karya (Golkar)
|
84.187.907
|
74,51
|
325
|
25.340.028
|
22,43
|
89
|
|
3.463.225
|
3,06
|
11
|
|
Total suara
|
112.991.150
|
100,00%
|
425
|
9.
Pemilu Tahun 1999
Dalam pemilihan umum
1999, partai politik yang ikut serta berjumlah 48 partai politik, diantaranya;
1. Partai Indonesia Baru
2. Partai Kristen Nasional Indonesia
3. Partai Nasional Indonesia
4. Partai Aliansi Demokrat Indonesia
5. Partai Kebangkitan Muslim Indonesia
6. Partai Ummat Islam
7. Partai Kebangkitan Umat
8. Partai Masyumi Baru
9. Partai Persatuan Pembanguanan
10. Partai Syarikat Islam Indonesia
11. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
12. Partai Abul Yatama
13. Partai Kebangkitan
Merdeka
14. Partai Demokrasi Kasih
Bangsa
15. Partai Amanat Nasional
16. Partai Rakyat Demokratik
17. Partai Syarikat Islam Indonesia 1905
18. Partai Katolik Demokrat
19. Partai Pilihan Rakyat
20. Partai Rakyat Indonesia
21. Partai Politik Islam Indonesia Masyumi
22. Partai Bulan Bintang
23. Partai Solidaritas Seluruh Indonesia
24. Partai Keadilan
25. Partai Nahdlatul Ummat
26. Partai Nasional Indonesia – Front Marhaenis
27. Partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia
28. Partai Republik
29. Partai Islam Demokrat
30. Partai Nasional Indonesia – Massa Marhaen
31. Partai Musyawarah Rakyat Banyak
32. Partai Demokrasi Indonesia
33. Partai Golongan Karya
34. Partai Persatuan
35. Partai Kebangkitan Bangsa
36. Partai Uni Demokrasi Indonesia
37. Partai Buruh Nasional
38. Partai Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong
39. Partai Daulat Rakyat
40. Partai Cinta Damai
41. Partai Keadilan dan Persatuan
42. Partai Silidaritas Pekerja
43. Partai Nasional Bangsa Indonesia
44. Partai Bhineka Tunggal Ika Indonesia
45. Partai Solidaritas Uni Nasional Indonesia
46. Partai Nasional Demokrat
47. Partai Ummat Muslimin Indonesia
Partai Pemenang 5 Besar dilihar dari Jumlah
Kursi di DPR
NO
|
NAMA PARTAI
|
Suara Nasional
|
Prosentase
|
Jmlh Kursi
|
1
|
Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan
|
35.689.073
|
33,74 %
|
153
|
2
|
Partai Golongan Karya
|
23.741.749
|
22,44 %
|
120
|
5
|
Partai Persatuan
Pembanguanan
|
11.329.905
|
10,71 %
|
58
|
4
|
Partai Kebangkitan
Bangsa
|
13.336.982
|
12,61 %
|
51
|
5
|
Partai Amanat Naional
|
7.528.956
|
7,12
|
34
|
Ketika nama Habibie tersingkir dari bursa pencalonan, yang
terjadi justru menguatnya kontroversi maneuver Gus Dur dalam bursa pencalonan.
Sebelumnya cucu pendiri NU ini sering menyatakan diberbagai forum bahwa dirinya
mendukung Megawati sebagai presiden, dan tidak mempersoalkan kepemimpinan
wanita, berikutnya Gus Dur justru meyakinkan public dirinya mau berkompetisi
dengan Megawati untuk berebut kursi kepresidenan.
Gus Dur yang terpilih sebagai Presiden RI
mengantikan B.J Habibie pada Oktober 1999 melalui kekuatan Poros Tengah tidak
mampu memelihara dukungan Poros Tengah tersebut. Poros Tengah kecewa
dengan kepemimpinan Gus Dur yang dinilai penuh inkonsistensi dan akrobat
politik. Akibatnya, terjadi upaya pelengseran terhadap posisi Gus Dur sebagai
presiden RI pada Juni 2001, untuk kemudian digantikan Megawati Sokarnoputri
yang sebelumnya menempati posisi sebagai Wakil Presiden, menyusul dua kali nota
peringatan (memorandum) DPR tidak diindahkan oleh Gus Dur.
Kepemimpinan Presiden Megawati hanya melanjutkan
era Gus Dur (1999-2004). Dengan demikian, ketika Megawati ingin mendapatkan
legitimasi kekuasaan yang besar dan langsung dari rakyat, maka kemudian
disiapkan Pemilu 2004 yang didasarkan UU No. 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan
Umum.
10.
Pemilu Tahun 2004
Pemilihan Umum
Indonesia 2004 adalah pemilu pertama yang memungkinkan rakyat untuk memilih
presiden secara langsung, dan cara pemilihannya benar-benar berbeda dari Pemilu
sebelumnya. Pada pemilu ini, rakyat dapat memilih langsung presiden dan wakil
presiden (sebelumnya presiden dan wakil presiden dipilih oleh MPR yang
anggota-anggotanya dipilih melalui Presiden). Selain itu, pada Pemilu ini
pemilihan presiden dan wakil presiden tidak dilakukan secara terpisah (seperti
Pemilu 1999) — pada pemilu ini, yang dipilih adalah pasangan calon (pasangan
calon presiden dan wakil presiden), bukan calon presiden dan calon wakil presiden
secara terpisah. Pemilu ini dibagi menjadi maksimal tiga tahap (minimal dua
tahap):
§ Tahap pertama (atau pemilu legislatif”) adalah
pemilu untuk memilih partai politik (untuk persyaratan pemilu presiden) dan
anggotanya untuk dicalonkan menjadi anggota DPR, DPRD, dan DPD. Tahap pertama
ini dilaksanakan pada 5 April 2004.
§ Tahap kedua (atau pemilu presiden putaran
pertama) adalah untuk memilih pasangan calon presiden dan wakil presiden secara
langsung. Tahap kedua ini dilaksanakan pada 5 Juli 2004.
§ Tahap ketiga (atau pemilu presiden putaran
kedua) adalah babak terakhir yang dilaksanakan hanya apabila pada tahap kedua
belum ada pasangan calon yang mendapatkan suara paling tidak 50 persen (Bila
keadaannya demikian, dua pasangan calon yang mendapatkan suara terbanyak akan
diikutsertakan pada Pemilu presiden putaran kedua. Akan tetapi, bila pada
Pemilu presiden putaran pertama sudah ada pasangan calon yang mendapatkan suara
lebih dari 50 persen, pasangan calon tersebut akan langsung diangkat menjadi
presiden dan wakil presiden). Tahap ketiga ini dilaksanakan pada 20 September
2004.
Pemilu Legislatif 2004
Pemilu legislatif
adalah tahap pertama dari rangkaian tahapan Pemilu 2004.Pemilu legislatif ini
diikuti 24 partai politik, dan telah dilaksanakan pada 5 April 2004.Pemilu ini
bertujuan untuk memilih partai politik (sebagai persyaratan pemilu presiden)
dan anggotanya untuk dicalonkan menjadi anggota DPR, DPRD, dan DPD.
Partai-partai politik yang memperoleh suara lebih besar atau sama dengan tiga
persen dapat mencalonkan pasangan calonnya untuk maju ke tahap berikutnya,
yaitu pada Pemilu presiden putaran pertama.
Jumlah Suara
Proses penghitungan
suara berlangsung selama sebulan, dan hasil akhir diumumkan pada 5 Mei. Dari
148.000.369 pemilih terdaftar, 124.420.339 menggunakan hak pilihnya (84.06%).
Dari total jumlah suara, 113.462.414 suara (91,19%) dinyatakan sah dan
10.957.925 tidak sah. Di DPR, Golkar mendapat kursi terbanyak. Namun, 14 dari
24 partai menolak hasil pemilu dengan tuduhan penghitungan suara yang tidak
teratur
No.
|
Partai
|
Jumlah Suara
|
Persentase
|
Jumlah Kursi
|
Persentase
|
Keterangan
|
1.
|
Partai Golongan
Karya
|
24.480.757
|
21,58%
|
128
|
23,27%
|
Lolos
|
2.
|
Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan
|
21.026.629
|
18,53%
|
109
|
19,82%
|
Lolos
|
3.
|
Partai Kebangkitan
Bangsa
|
11.989.564
|
10,57%
|
52
|
9,45%
|
Lolos
|
4.
|
Partai Persatuan
Pembangunan
|
9.248.764
|
8,15%
|
58
|
10,55%
|
Lolos
|
5.
|
Partai Demokrat
|
8.455.225
|
7,45%
|
(55)
|
10,00%
|
Lolos
|
Pemilihan Umum
Presiden dan Wakil Presiden Indonesia 2004
Pemilihan Umum
Presiden dan Wakil Presiden Indonesia 2004 diselenggarakan untuk memilih
pasangan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia periode 2004-2009.Pemilihan Umum
ini adalah yang pertama kalinya diselenggarakan di Indonesia.Pemilihan Umum ini
diselenggarakan selama 2 putaran, dan dimenangkan oleh pasangan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Pemilu Presiden dan
Wakil Presiden Putaran Pertama
Pemilu putaran pertama
diselenggarakan pada tanggal 5 Juli 2004, dan diikuti oleh 5 pasangan calon.
Berdasarkan hasil Pemilihan Umum yang diumumkan pada tanggal 26 Juli 2004, dari
153.320.544 orang pemilih terdaftar, 122.293.844 orang (79,76%) menggunakan hak
pilihnya. Dari total jumlah suara, 119.656.868 suara (97,84%) dinyatakan sah,
dengan rincian sebagai berikut:
No.
|
Pasangan Calon
|
Jumlah Suara
|
Prosentase
|
1.
|
H. Wiranto, SH.
Ir. H. Salahuddin Wahid |
26.286.788
|
22,15%
|
2.
|
Hj. Megawati
Soekarnoputri
H. Hasyim Muzadi |
31.569.104
|
26,61%
|
3.
|
Prof. Dr. HM. Amien
Rais
Dr. Ir. H. Siswono Yudo Husodo |
17.392.931
|
14,66%
|
4.
|
H. Susilo Bambang
Yudhoyono
Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla |
39.838.184
|
33,57%
|
5.
|
Dr. H. Hamzah Haz
H. Agum Gumelar, M.Sc. |
3.569.861
|
3,01%
|
Karena tidak ada satu
pasangan yang memperoleh suara lebih dari 50%, maka diselenggarakan pemilihan
putaran kedua yang diikuti oleh 2 pasangan calon yang memperoleh suara
terbanyak pertama dan kedua, yakni SBY-JK dan Mega Hasyim.
Pemilu Presiden dan
Wakil Presiden Putaran Kedua
Pemilu putaran kedua
diselenggarakan pada tanggal 20 September 2004, dan diikuti oleh 2 pasangan
calon. Berdasarkan hasil Pemilihan Umum yang diumumkan pada tanggal 4 Oktober
2004, dari 150.644.184 orang pemilih terdaftar, 116.662.705 orang (77,44%)
menggunakan hak pilihnya. Dari total jumlah suara, 114.257.054 suara (97,94%)
dinyatakan sah, dengan rincian sebagai berikut:
No.
|
Pasangan Calon
|
Jumlah Suara
|
Prosentase
|
1.
|
Hj. Megawati
Soekarnoputri
H. Hasyim Muzadi |
44.990.704
|
39,38%
|
2
|
H. Susilo Bambang
Yudhoyono
Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla |
69.266.350
|
60,62%
|
11.
Pemilu tahun 2009
Pemilu 2009 merupakan pemilu ketiga pada masa reformasi
yang diselenggarakan secara serentak pada tanggal 9 April 2009 untuk
memilih 560 Anggota DPR, 132 Anggota DPD, serta Anggota DPRD (DPRD
Provinsi maupun DPRD Kabupaten/Kota) se-Indonesia periode 2009-2014. Sedangkan
untuk memilih presiden dan wakil presiden untuk masa bakti 2009-2014
diselenggarakan pada tanggal 8 Juli 2009 (satu putaran).
Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD Tahun 2009
diikuti oleh 44 partai, 38 partai merupakan partai nasional dan 6 partai
merupakan partai lokal Aceh. Partai-partai tersebut adalah :
§ Partai Hati Nurani Rakyat
§ Partai Karya Peduli Bangsa
§ Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia
§ Partai Peduli Rakyat Nasional
§ Partai Gerakan Indonesia Raya
Hasil Pemilu 2009
No
|
Partai Politik
|
Jumlah Suara
|
Persentase
|
1
|
Demokrat (31)
|
21.703.137
|
20,85%
|
2
|
Golkar (23)
|
15.037.757
|
14,45%
|
3
|
PDIP (28)
|
14.600.091
|
14,03%
|
4
|
PKS (8)
|
8.206.955
|
7,88%
|
5
|
PAN (9)
|
6.254.580
|
6,01%
|
Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden 2009 diikuti oleh 3 (tiga) pasangan calon, yaitu :
Hj. Megawati Soekarnoputri dan H. Prabowo Subianto
(didukung oleh PDIP, Partai Gerindra, PNI Marhaenisme, Partai Buruh, Pakar
Pangan, Partai Merdeka, Partai Kedaulatan, PSI, PPNUI)
Dr. Susilo Bambang Yudhoyono dan Prof. Dr. Boediono
(didukung oleh Partai Demokrat, PKS, PAN, PPP, PKB, PBB, PDS, PKPB, PBR, PPRN,
PKPI, PDP, PPPI, Partai Republikan, Partai Patriot, PNBKI, PMB, PPI, Partai
Pelopor, PKDI, PIS, Partai PIB, Partai PDI)
Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla dan H. Wiranto, S.IP
(didukung oleh Partai Golkar, dan Partai Hanura)
Dr. Susilo Bambang Yudoyono terpilih
sebagai presiden RI kedua kalinya untuk masa bakti 2009 - 2014 dengan
didampingi Prof. Dr. Boediono sebagai wakil presiden.
12. Pemilu 2014
Pada tahun 2014, seluruh rakyat Indonesia kembali akan
melakukan pesta demokrasi terbesar yaitu pemilihan umum untuk menentukan tidak
hanya anggota DPR, DPRD Tingkat 1, DPRD Tingkat 2, dan DPD, tetapi juga memilih
presiden dan wakil presiden negeri ini. Pemilu legislatif akan dilakukan pada
tanggal 09 April 2014 dan pemilu presiden akan dilakukan pada tanggal 09 Juli
2014.
Pemilu
Legislatif
Dalam pelaksanaan pemilu legislatif, terdapat 12 partai
politik skala nasional dan 3 partai lokal (khusus untuk Provinsi
Nangroe Aceh Darrusalam). Berikut ini merupakan nama-nama peserta pemilu
2014
Partai
Politik Nasional
No. urut
|
nama partai
|
1
|
Partai NasDem
|
2
|
Partai Kebangkitan Bangsa
|
3
|
Partai Keadilan Sejahtera
|
4
|
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
|
5
|
Partai Golongan Karya
|
6
|
Partai Gerakan Indonesia Raya
|
7
|
Partai Demokrat
|
8
|
Partai Amanat Nasional
|
9
|
Partai Persatuan Pembangunan
|
10
|
Partai Hati Nurani Rakyat
|
14
|
Partai Bulan Bintang
|
15
|
Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia
|
HASIL
PILPRES 2014
1.
Prabowo Subianto – M. Hatta Rajasa : 62.576.444 (46.85%)
2.
Joko Widodo – Jusuf Kalla : 70.997.833 (53.15%)
Dengan
hasil tersebut, maka pasangan Joko Widodo – Jusuf Kalla menang pilpres 2014 dan
akan menggantikan SBY sebagai presiden RI dengan masa jabatan 2014-2019. Joko
Widodo menjadi presiden RI ketujuh dan akan dilantik pada tanggal 20 Oktober
2014.
How to make money from casino games with real money? - Work
BalasHapusYou can make money from the casino with 바카라 a หาเงินออนไลน์ computer. We create a video game that you can watch. We choegocasino create a video game that you can watch for free.