BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Kompresor
secara sederhana bisa diartikan sebagai alat untuk memasukkan udara dan atau
mengirim udara dengan tekanan tinggi. Kompresor bisa kita temukan pada alat
pengungkit, kendaraan roda empat, pendingin ruangan, lemari es serta alat-alat
mengengkat beban yang menggunakan tekanan untuk mengangkatnya.
Sekalipun
sama-sama sebagai alat untuk memasukkan dan mengiri udara dengan tekanan
tinggi, pada masing-masing peralatan yang berbeda, cara kerja kompresor pun bisa
berbeda pula.
Secara umum
kompresor digunakan atau berfungsi menyediakan udara dengan tekanan tinggi. Prinsip kerja kompresor
seperti ini biasa kita temukan pada mesin otomotif. Fungsi kedua dari kompresor
adalah untuk membantu reaksi kimia dengan cara meningkatkan sistem tekanan.
Kompresor
seperti ini bisa ditemukan pada industri kimia atau yang berhubungan dengan
itu. Kompresor juga bertugas untuk membagi-bagikan gas dan bahan bakar cair
melalui instalasi pipa-pipa gas. Selain itu, dalam peralatan pengangkat berat
yang bekerja secara pneumatik, kompresor digunakan dalam fungsinya sebagai
pengiri udara untuk sumber tenaga.
Sebuah
kompresor apabila dilihat dari cara kerjanya, maka akan ada dua jenis kompresor
yang masing-masing metode kerjanya berbeda. Jenis pertama adalah kompresor
dengan metode krja positif displacement dan yang kedua adalah kompresor dengan
metode kerja dynamic.
Di mana letak
perbedaan metode kera dari kedua jenis kompresor ini? Yang pertam, kompresor
jenis positif displacement. Kompresor model ini bekerja dengan cara memasukkan
udara ke dalam ruang tertutup, lalu pada saat yang sama volume ruangnya
diperkecil, dengan demikian tekanan di dalam dengan sendirinya akan naik.
Tekanan yang
tinggi inilah yang digunakan untuk berbagai keperluan sesuai dengan peruntukkan
kompresor tadi. Kompresor model positif displacement ini digunakan dalam
reciprocating compressor dan rotary.
Sementara itu
pada kompresor model dinamik, volume ruangnya tetap tapi udara yang ada didalam
ruang tersebut diberi kecepatan. Kemudian pada saat yang sama kecepatan
tersebut diubah menjadi tekanan. Hal ini bisa terjadi karena udara pada ruang
yang volumenya tetap mengalami tekanan. Kompresor yang menggunakan model
dynamic ini biasanya pada alat turbo axial flow.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Apa yang dimaksud dengan kompresor ?
2.
Apa saja macam-macam kompresor ?
3.
Bagaimana merawat kompresor ?
C. TUJUAN PENULISAN
1.
Mengetahui apa yang dimaksud dengan kompresor.
2.
Mengetahui berbagai macam-macam kompresor.
3.
Mengetahu bagaimana cara melakukan perawatan
kompresor.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Klasifi kasi
Kompresor
Secara
garis besar kompresor dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu Positive
Displacement compressor, dan Dynamic compressor, (Turbo), Positive Displacement
compressor, terdiri dari Reciprocating
dan Rotary, sedangkan Dynamic compressor, (turbo) terdiri dari Centrifugal,
axial dan ejector, secara lengkap dapat
dilihat dari klasifikasi di bawah
1.
Kompresor Torak Resiprokal (reciprocating compressor)
Kompresor
ini dikenal juga dengan kompresor torak, karena dilengkapi dengan torak yang bekerja
bolak-balik atau gerak resiprokal. Pemasukan udara diatur oleh katup
masuk dan dihisap oleh torak yang gerakannya menjauhi katup. Pada saat
terjadi pengisapan, tekanan udara di dalam silinder mengecil, sehingga
udara luar akan masuk ke dalam silinder secara alami. Pada saat gerak
kompresi torak bergerak ke titik mati bawah ke titik mati atas, sehingga
udara di atas torak bertekanan tinggi, selanjutnya di masukkan ke dalam tabung
penyimpan udara. Tabung penyimpanan dilengkapi dengan katup satu arah, sehingga udara yang ada dalam tangki tidak akan kembali ke
silinder. Proses tersebut berlangsung terus-menerus hingga diperoleh tekanan
udara yang diperlukan. Gerakan mengisap dan mengkompresi ke tabung
penampung ini berlangsung secara terus menerus, pada umumnya bila tekanan
dalam tabung telah melebihi kapasitas, maka katup pengaman akan terbuka,
atau mesin penggerak akan mati secara otomatis.
2. Kompresor Torak
Dua Tingkat Sistem Pendingin Udara
Kompresor
udara bertingkat digunakan untuk menghasilkan tekanan udara yang lebih tinggi.
Udara masuk akan dikompresi oleh torak pertama, kemudian didinginkan,
selanjutnya dimasukkan dalam silinder kedua untuk dikompresi oleh torak
kedua sampai pada tekanan yang diinginkan. Pemampatan (pengompresian)
udara tahap kedua lebih besar, temperature udara akan naik selama
terjadi kompresi, sehingga perlu mengalami proses pendinginan dengan memasang
sistem pendingin. Metode pendinginan yang sering digunakan misalnya dengan sistem udara atau dengan system air bersirkulasi.
Batas tekanan
maksimum untuk jenis kompresor torak resiprokal antara lain, untuk kompresor satu tingkat tekanan hingga 4 bar, sedangkan dua tingkat atau lebih
tekanannya hingga 15 bar.
3. Kompresor
Diafragma (diaphragma compressor)
Jenis
Kompresor ini termasuk dalam kelompok kompresor torak. Namun letak torak dipisahkan
melalui sebuah membran diafragma. Udara yang masuk dan keluar tidak
langsung berhubungan dengan bagian-bagian yang bergerak secara resiprokal.
Adanya pemisahan ruangan ini udara akan lebih terjaga dan bebas dari uap
air dan pelumas/oli. Oleh karena itu kompresor diafragma banyak digunakan
pada industri bahan makanan, farmasi, obatobatan dan kimia.
Prinsip
kerjanya hampir sama dengan kompresor torak. Perbedaannya terdapat pada sistem
kompresi udara yang akan masuk ke dalam tangki penyimpanan udara
bertekanan. Torak pada kompresor diafragma tidak secara langsung menghisap dan
menekan udara, tetapi menggerakkan sebuah membran (diafragma) dulu. Dari gerakan diafragma yang
kembang kempis itulah yang akan menghisap dan menekan udara ke tabung penyimpan.
4. Kompresor Putar
(Rotary Compressor)
Kompresor Rotari Baling-baling Luncur Secara eksentrik rotor
dipasang berputar dalam rumah yang berbentuk silindris, mempunyai
lubang-lubang masuk dan keluar. Keuntungan dari kompresor jenis ini adalah
mempunyai bentuk yang pendek dan kecil, sehingga menghemat ruangan.
Bahkan suaranya tidak berisik dan halus dalam, dapat menghantarkan
dan menghasilkan udara secara terus menerus dengan mantap. Baling-baling
luncur dimasukkan ke dalam lubang yang tergabung dalam rotor dan ruangan dengan bentuk dinding silindris. Ketika rotor mulai berputar, energi
gaya sentrifugal baling-balingnya akan melawan dinding. Karena bentuk dari
rumah baling-baling itu sendiri yang tidak sepusat dengan rotornya maka ukuran ruangan dapat
diperbesar atau diperkecil menurut arah masuknya (mengalirnya) udara.
5. Kompresor Sekrup
(Screw)
Kompresor Sekrup memiliki dua rotor yang saling berpasangan atau bertautan (engage),
yang satu mempunyai bentuk cekung, sedangkan lainnya berbentuk cembung,
sehingga dapat memindahkan udara secara aksial ke sisi lainnya.
Kedua rotor itu identik dengan sepasang roda gigi helix yang saling bertautan. Jika roda-roda gigi tersebut berbentuk lurus, maka kompresor ini dapat
digunakan sebagai pompa hidrolik pada pesawat-pesawat hidrolik. Roda-roda gigi kompresor sekrup harus diletakkan pada rumah-rumah roda gigi dengan
benar sehingga betul-betul dapat menghisap dan menekan fluida.
6. Kompresor Root
Blower (Sayap Kupu-kupu)
Kompresor jenis ini akan
mengisap udara luar dari satu sisi ke sisi yang lain tanpa ada perubahan
volume. Torak membuat penguncian pada bagian sisi yang bertekanan. Prinsip
kompresor ini ternyata dapat disamakan dengan pompa pelumas model
kupu-kupu pada sebuah motor bakar. Beberapa kelemahannya adalah: tingkat
kebocoran yang tinggi. Kebocoran terjadi karena antara baling-baling
dan rumahnya tidak dapat saling rapat betul. Berbeda jika dibandingkan
dengan pompa pelumas pada motor bakar, karena fluidanya adalah minyak pelumas maka film-film minyak sendiri sudah menjadi bahan perapat
antara dinding rumah dan sayap-sayap kupu itu. Dilihat dari
konstruksinya, Sayap kupu-kupu di dalam rumah pompa digerakan oleh sepasang roda
gigi yang saling bertautan juga, sehingga dapat berputar tepat pada
dinding.
7. Kompresor
Aliran (turbo compressor)
Jenis kompresor ini cocok untuk menghasilkan volume udara yang besar. Kompresor aliran
udara ada yang dibuat dengan arah masuknya udara secara aksial dan ada
yang secara radial. Arah aliran udara dapat dirubah dalam satu roda
turbin atau lebih untuk menghasilkan kecepatan aliran udara yang
diperlukan. Energi kinetik yang ditimbulkan menjadi energy bentuk tekanan.
8. Kompresor
Aliran Radial
Percepatan yang ditimbulkan oleh kompresor aliran radial berasal dari ruangan ke ruangan
berikutnya secara radial. Pada lubang masuk pertama udara dilemparkan keluar menjauhi
sumbu. Bila kompresornya bertingkat, maka dari tingkat pertama udara akan dipantulkan kembali mendekati sumbu. Dari tingkat pertama masuk
lagi ke tingkat berikutnya, sampai beberapa tingkat sesuai yang
dibutuhkan. Semakin banyak tingkat dari susunan sudusudu tersebut maka akan semakin
tinggi tekanan udara yang dihasilkan. Prinsip kerja kompresor radial akan mengisap udara luar melalui sudu-sudu rotor, udara akan terisap
masuk ke dalam ruangan isap lalu dikompresi dan akan ditampung pada
tangki penyimpanan udara bertekanan hingga tekanannya sesuai dengan
kebutuhan.
9. Kompresor
Aliran Aksial
Pada kompresor aliran aksial, udara akan mendapatkan percepatan oleh sudu yang terdapat pada
rotor dan arah alirannya ke arah aksial yaitu searah (sejajar) dengan sumbu
rotor. Jadi pengisapan dan penekanan udara terjadi saat rangkaian sudu-sudu pada rotor itu berputar secara
cepat. Putaran cepat ini mutlak diperlukan untuk mendapatkan aliran udara yang mempunyai tekanan yang
diinginkan. Teringat pula alat semacam ini adalah seperti kompresor pada
sistem turbin gas atau mesin-mesin pesawat terbang turbo propeller. Bedanya,
jika pada turbin gas adalah menghasilkan mekanik putar pada porosnya. Tetapi,
pada kompresor ini tenaga mekanik dari mesin akan memutar rotor sehingga
akan menghasilkan udara bertekanan.
B. Penggerak
Kompresor
Penggerak kompresor berfungsi untuk memutar kompresor, sehingga kompresor dapat bekerja
secara optiomal. Penggerak kompresor yang sering digunakan biasanya berupa
motor listrik dan motor bakar seperti gambar 12. Kompresor berdaya rendah
menggunakan motor listrik dua phase atau motor bensin. sedangkan
kompresor berdaya besar memerlukan motor listrik 3 phase atau mesin
diesel. Penggunaan mesin bensin atau diesel biasanya digunakan bilamana
lokasi disekitarnya tidak terdapat aliran listrik atau cenderung non
stasioner. Kompresor yang digunakan di pabrik-pabrik kebanyakan digerakkan oleh
motor listrik karena biasanya terdapat instalasi listrik dan cenderung
stasionar (tidak berpindah-pindah).
C. Komponen
Kompresor
1.Kerangka
(frame)
Fungsi utama adalah untuk mendukung seluruh beban dan berfungsi juga
sebagai tempat kedudukan bantalan, poros engkol, silinder dan tempat
penampungan minyak pelumas.
2.Poros engkol
(crank shaft)
Berfungsi mengubah gerak berputar (rotasi) menjadi gerak lurus bolak
balik (translasi).
3.Batang
penghubung (connecting rod)
Berfungsi meneruskan gaya dari poros engkol ke batang torak melalui
kepala silang, batang penghubung harus kuat dan tahan bengkok sehingga mampu
menahan beban pada saat kompresi.
4. Kepala
silang (cross head)
Berfungsi meneruskan gaya dari batang penghubung ke batang torak. Kepala
silang dapat meluncur pada bantalan luncurnya.
5. Silinder
(cylinder)
Berfungsi sebagai tempat kedudukan liner silinder dan water jacket
6. Liner
silinder (cylinder liner)
Berfungsi sebagai lintasan gerakan piston torak saat melakukan proses
ekspansi, pemasukan, kompresi, dan pengeluaran.
7. Front and
rear cylinder cover.
Adalah tutup silinder bagian head end/front cover dan bagian crank
end/rear cover yang berfungsi untuk menahan gas/udara supaya tidak keluar
silinder.
8. Water Jacket
Adalah ruangan dalam silinder untuk bersirkulasi air sebagai pendingin
9. Torak
(piston)
Sebagai elemen yang menghandel gas/udara pada proses pemasukan (suction),
kompresi (compression) dan pengeluaran (discharge).
10. Cincin
torak ( piston rings)
Berfungsi mengurangi kebocoran gas/udara antara permukaan torak dengan
dinding liner silinder.
11. Batang
Torak (piston rod)
Berfungsi meneruskan gaya dari kepala silang ke torak.
12. Cincin
Penahan Gas (packing rod)
Berfungsi menahan kebocoran gas akibat adanya celah (clearance) antara
bagian yang bergerak (batang torak) dengan bagian yang diam (silinder). Cincin
penahan gas ini terdiri dari beberapa ring segment.
13. Ring Oil
Scraper
Berfungsi untuk mencegah kebocoran minyak pelumas pada frame
14. Katup
kompresor (compressor valve)
Berfungsi untuk mengatur pemasukan dan pengeluaran gas/udara, kedalam
atau keluar silinder. Katup ini dapat bekerja membuka dan menutup sendiri
akibat adanya perbedaan tekanan yang terjadi antara bagian dalam dengan bagian
luar silinder.
D. Kompresor Torak
Merupakan salah satu positive displacement compressor dengan prinsip
kerja memampatkan dan mengeluarkan udara / gas secara intermitten (berselang)
dari dalam silinder. Pemampatan udara / gas dilakukan didalam silinder. Elemen
mekanik yang digunakan untuk memampatkan udara / gas dinamakan piston / torak.
Tekanan udara / gas yang keluar merupakan tekanan discharge yang dihasilkan
oleh kompresor reciprocating.
1.
Prinsip Kerja Kompresor Torak
Prinsip kerja kompresor torak adalah sebagai berikut:
· Tenaga mekanik dari penggerak mula ditransmisikan melalui poros engkol
dalam bentuk gerak rotasi dan diteruskan ke kepala silang (cross head) dengan
perantaraan batang penghubung (connecting rod).
· Pada kepala silang gerakan rotasi diubah menjadi gerak translasi yang
diteruskan ke torak melalui batang torak (piston rod).
· Gerakan torak bolak balik dalam silinder mengakibatkan perubahan volume
dan tekanan sehingga terjadi proses pemasukan, kompresi, dan pengeluaran.
Secara
sederhana prinsip kerja, perubahan tekanan dan volume dalam suatu kompresor
torak Simplex Single Acting dapat diuraikan dalam bentuk diagram P-V sebagai
berikut :
Diagram P-V Kompresor Torak
Torak memulai
langkah kompresi pada titik (1), torak bergerak kekiri dan gas dimampatkan
sehingga tekanannya naik ketitik (2). Pada titik ini tekanan di dalam silinder
mencapai harga tekanan Pd yang lebih tinggi dari pada tekanan di dalam pipa
keluar, sehingga katup keluar pada kepala silinder akan terbuka. Jika torak
bergerak terus kekiri, gas akan didorong keluar silinder pada tekanan tetap
sebesar Pd. Dititik (3) torak mencapai titik mati atas, yaitu titik akhir
gerakan torak pada langkah kompresi dan pengeluaran.
Pada waktu
torak mencapai titik mati atas ini, antara sisi atas torak dan kepala silinder
masih ada volume sisa yang besarnya = Vc. Volume ini idealnya harus sama dengan
nol agar gas dapat didorong seluruhnya keluar silinder tanpa sisa. Namun dalam
praktiknya harus ada jarak (clearance) di atas torak agar tidak membentur
kepala silinder. Selain itu juga harus ada lubang-lubang laluan pada
katup-katup. Karena adanya volume sisa ini ketika torak mengakhiri langkah
kompresinya, di atas torak masih ada sejumlah gas dengan volume sebesar Vc dan
tekanan sebesar Pd. Jika kemudian torak memulai langkah isapnya (bergerak
kekanan), katup isap tidak dapat terbuka sebelum sisa gas di atas torak
berekspansi sampai tekanannya turun dari Pd menjadi Ps. Katup isap baru mulai
terbuka dititik (4) ketika tekanannya sudah mencapai tekanan isap Ps. Disini
pemasukan gas baru mulai terjadi dan proses pengisapan ini berlangsung sampai
titik mati bawah (1). Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa volume gas yang
diisap tidak sebesar volume langkah torak sebesar Vs melainkan lebih kecil,
yaitu hanya sebesar volume isap antara titik mati bawah (1) dan titik (4).
2.
Proses Kompresi Gas
Proses kompresi gas pada kompresor torak dapat dilakukan menurut tiga
cara yaitu dengan proses isotermal, adiabatik reversible, dan politropik.
a.
Kompresi Isotermal
Bila suatu
gas dikompresikan, maka ini berarti ada energi mekanik yang diberikan dari luar
kepada gas. Energi ini diubah menjadi energi panas sehingga temperatur gas akan
naik jika tekanan semakin tinggi. Namun, jika proses ini dibarengi dengan
pendinginan untuk mengeluarkan panas yang terjadi, sehingga temperatur dapat
dijaga tetap dan kompresi ini disebut dengan kompresi isotermal (temperatur
tetap). Proses isotermal mengikuti hukum Boyle, maka persamaan isotermal dari
suatu gas sempurna adalah:
Proses
kompresi ini sangat berguna dalam analisis teoritis, namun untuk perhitungan
kompresor tidak banyak kegunaannya. Pada kompresor yang sesungguhnya, meskipun
silinder didinginkan sepenuhnya adalah tidak mungkin untuk menjaga temperatur
yang tetap dalam silinder. Hal ini disebabkan oleh cepatnya proses kompresi
(beberapa ratus sampai seribu kali permenit) di dalam silinder.
b.
Kompresi Adiabatik
Jika silinder
diisolasi secara sempurna terhadap panas, maka kompresi akan berlangsung tanpa
ada panas yang keluar dari gas atau masuk kedalam gas. Proses semacam ini
disebut adiabatik. Dalam praktiknya proses ini tidak pernah terjadi secara
sempurna karena isolasi terhadap silinder tidak pernah dapat sempurna pula.
Namun proses adiabatik reversible sering dipakai dalam pengkajian teoritis
proses kompresi. Hubungan antara tekanan dan volume dalam proses adiabatic
dapat dinyatakan dalam persamaan:
Jika rumus
ini dibandingkan dengan rumus kompresi isotermal dapat dilihat bahwa untuk
pengecilan volume yang sama, kompresi adiabatic akan menghasilkan tekanan yang
lebih tinggi dari pada proses isotermal. Karena tekanan yang dihasilkan oleh kompresi
adiabatik lebih tinggi dari pada kompresi isotermal untuk pengecilan volume
yang sama, maka kerja yang diperlukan pada kompresi adiabatik juga lebih besar.
c.
Kompresi Politropik
Kompresi pada
kompresor yang sesungguhnya bukan merupakan proses isotermal, karena ada
kenaikan temperatur, namun juga bukan proses adiabatik karena ada panas yang
dipancarkan keluar. Jadi proses kompresi yang sesungguhnya, ada di antara
keduanya dan disebut kompresi politropik. Hubungan antara P dan v pada proses politropik
dapat dinyatakan dengan persamaan:
Pada kondisi
dimana tidak dilakukan pendinginan pada ruang kompresi (kompresor sentrifugal
pada umumnya), maka harga n > k. Bila ada pendinginan pada ruang kompresi
(pada kompresor torak), maka harga n terletak antara 1< n < k.
Perhitungan dapat dilakukan
baik dengan pendekatan kondisi adiabatik reversible maupun kondisi politropik.
E. Perhitungan
Unjuk Kerja Kompresor Torak
1. Kapasitas
Sebenarnya.
Dalam perhitungan kapasitas kompresor torak ditunjukan dalam jumlah
volume gas/udara yang sebernarnya yang masuk pada setiap tingkat kompresor
permenit dengan satuan Actual Cubic Feet per Minute (ACFM) atau Inlet Cubic
Feet per Minute (ICFM).
Kapasitas kompresor dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:
Untuk Duplex Double Acting:
a.
Efisiensi Volumetrik
Efisiensi volumetrik adalah perbandingan antara kapasitas yang masuk ke
dalam silinder dengan kapasitas perpindahan torak. Efisiensi volumetrik
dipengaruhi oleh:
-
Clearance silinder.
-
Perbandingan tekanan.
-
Faktor kompresibilitas.
Untuk kondisi sesungguhnya
dimana terjadi losses pada katup masuk dan keluar sebesar 3 %, maka efisiensi
volumetrik dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
2.
Daya Gas Kompresor (GHP)
Daya kompresor
adalah daya poros yang digunakan untuk memampatkan gas dalam silinder, yang
dirumuskan : Daya = Kerja tiap satuan waktu.
Disini daya
gas kompresor dihitung dengan proses politropik, yaitu pemampatan gas yang
berlangsung pada keadaan dimana seluruh parameter berubah. (mendekati kondisi
actual). Daya kompresor reciprocating satu tingkat (Single Stage) dihitung
dengan rumus sebagai berikut :
a.
Gas Horse Power (GHP) :
b. Compressor
Horse Power (CHP)
F. Cara Merawat
Kompresor
Menggunakan
peralatan sesuai dengan peruntukkan dan merawatnya dengan benar, akan
memperpanjang usia peralatan tersebut. Begitu juga dengan kompresor. Tanpa
dirawat dengan baik dan atau dipergunakan tidak sebagai mestinya sesuai dengan
peruntukannya, akan menyebabkan kompresor cepat rusak.
Kejadian
seperti ini kerap kali terjadi karena keceroboan mekanik dalam menggunakan
kompresor. Tentu saja untuk menjaga dan memelihara kompresor, harus merujuk
kepada petunjuk manual yang telah disediakan produsen dan telah disesuaikan dengan
kapasitas, fungsi dan cara kerja kompresor tersebut.
Agar
kompresor awet, selain dipergunakan sesuai dengan fungsinya, juga perlu
perawatan yang baik. Selain itu prosedur penggunaannya pun harus sesuai dengan
langkah-langkah yang dianjurkan dalam buku manual.
Misalnya,
ketika akan menggunakan kompresor, pastikan dulu bahwa oli berada pada level
aman. Kemudian semua kran harus dipastikan dalam keadaan tertutup, belt tidak
terlalu kendur dan tidak juga terlalu kencang. Sebelum kompresor dinyalakan,
atur trlebih dahulu pengaturan gas agar tidak terlalu rendah dan juga tidak
terlalu tinggi.
Selain
langkah-langkah tadi, kita juga harus memantau keadaan pressure gauge sesuai
dengan kapasitas kompresor. Misalnya saja kompresor yang berkekuatan 8 bar,
maka motor akan mati ketika pressure gauge menunjukkan angka 8 bar dan akan
hidup kembali bila pressure gauge menunukkan angka 5 bar. Selain itu harus pula
menjadi kebiasaan yaitu ketika selesai menggunakan kompresor, maka angin yang
masih tersisa di dalam tangki harus dibuang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sehingga makalah ini dapat disimpulkan bahwa klasifikasi kompresor secara
garis besar kompresor dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu Positive Displacement compressor, dan Dynamic compressor, (Turbo), Positive
Displacement compressor, terdiri dari Reciprocating
dan Rotary, sedangkan Dynamic compressor, (turbo) terdiri dari Centrifugal,
axial dan ejector.
Dan kompresor mempunyai beberapa komponen yan terdiri dari ; Kerangka (frame), Poros engkol (crank
shaft), Batang penghubung (connecting rod), Kepala silang (cross head),
Silinder (cylinder), Liner silinder (cylinder liner), Front and rear cylinder
cover, Water Jacket, Torak (piston), Cincin torak ( piston rings), Batang Torak
(piston rod), Cincin Penahan Gas (packing rod), Ring Oil Scraper, dan Katup
kompresor (compressor valve).
Sedangkan untuk kompresor torak merupakan salah satu positive
displacement compressor dengan prinsip kerja memampatkan dan mengeluarkan udara
/ gas secara intermitten (berselang) dari dalam silinder. Pemampatan udara /
gas dilakukan didalam silinder. Elemen mekanik yang digunakan untuk memampatkan
udara / gas dinamakan piston / torak.
Proses kompresi gas pada kompresor torak dapat dilakukan menurut tiga
cara yaitu dengan proses isotermal, adiabatik reversible, dan politropik.
Perawatan kompresor sangatlah penting dikarenakan akan memperpanjang usia
dari kompresor tersebut. Dan tanpa dirawat dengan baik dan atau dipergunakan
tidak sebagai mestinya sesuai dengan peruntukannya, akan menyebabkan kompresor
cepat rusak.
Maka, ketika akan menggunakan kompresor, pastikan dulu bahwa oli berada
pada level aman. Kemudian semua kran harus dipastikan dalam keadaan tertutup,
belt tidak terlalu kendur dan tidak juga terlalu kencang. Sebelum kompresor
dinyalakan, atur terlebih dahulu pengaturan gas agar tidak terlalu rendah dan
juga tidak terlalu tinggi.
B. Saran
Dengan makalah ini penulis menyarankan pembaca, ketika mempunyai
kompresor seharusnya dapat mengetahui bagian-bagian dari kompresor tersebut
yang dapat berguna dalam perawatan agar kompresor dapat mempuyai usia yang
lebih lama.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Subhan. (2010). Pengertian Kompresor. [on line] available at: http://muhsub.blogspot.com/2010/08/pengertian-kompresor.html, acces on 13 Januari 2013
Anonim. (2013).
Kompresor. [on line] available at: http://www.anneahira.com/kompresor.htm, acces on 13 Januari 2013
Budi Hendarto Wijaya. (2010). Komponen-Komponen
Kompresor. [on line] available at: http://maintenance-group.blogspot.com/2010/09/komponen-utama-compressor-dan-fungsinya.html, acces on 13 Januari 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar