Kamis, 27 Oktober 2016

CONTOH MAKALAH STUDY TOUR YOGYAKARTA



BAB II
PEMBAHASAN

 1.      Candi Borobudur

           
 
            Borobudur adalah sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang, 86 km di sebelah barat Surakarta, dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Candi berbentuk stupa ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra. Borobudur adalah candi atau kuil Buddha terbesar di dunia,[1][2] sekaligus salah satu monumen Buddha terbesar di dunia.[3]
Monumen ini terdiri atas enam teras berbentuk bujur sangkar yang diatasnya terdapat tiga pelataran melingkar, pada dindingnya dihiasi dengan 2.672 panel relief dan aslinya terdapat 504 arca Buddha.[4] Borobudur memiliki koleksi relief Buddha terlengkap dan terbanyak di dunia.[3] Stupa utama terbesar teletak di tengah sekaligus memahkotai bangunan ini, dikelilingi oleh tiga barisan melingkar 72 stupa berlubang yang di dalamnya terdapat arca buddha tengah duduk bersila dalam posisi teratai sempurna dengan mudra (sikap tangan) Dharmachakra mudra (memutar roda dharma).
Monumen ini merupakan model alam semesta dan dibangun sebagai tempat suci untuk memuliakan Buddha sekaligus berfungsi sebagai tempat ziarah untuk menuntun umat manusia beralih dari alam nafsu duniawi menuju pencerahan dan kebijaksanaan sesuai ajaran Buddha.[5] Para peziarah masuk melalui sisi timur memulai ritual di dasar candi dengan berjalan melingkari bangunan suci ini searah jarum jam, sambil terus naik ke undakan berikutnya melalui tiga tingkatan ranah dalam kosmologi Buddha. Ketiga tingkatan itu adalah Kāmadhātu (ranah hawa nafsu), Rupadhatu (ranah berwujud), dan Arupadhatu (ranah tak berwujud). Dalam perjalanannya ini peziarah berjalan melalui serangkaian lorong dan tangga dengan menyaksikan tak kurang dari 1.460 panel relief indah yang terukir pada dinding dan pagar langkan.
Menurut bukti-bukti sejarah, Borobudur ditinggalkan pada abad ke-14 seiring melemahnya pengaruh kerajaan Hindu dan Buddha di Jawa serta mulai masuknya pengaruh Islam.[6] Dunia mulai menyadari keberadaan bangunan ini sejak ditemukan 1814 oleh Sir Thomas Stamford Raffles, yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Jenderal Inggris atas Jawa. Sejak saat itu Borobudur telah mengalami serangkaian upaya penyelamatan dan pemugaran. Proyek pemugaran terbesar digelar pada kurun 1975 hingga 1982 atas upaya Pemerintah Republik Indonesia dan UNESCO, kemudian situs bersejarah ini masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia.[3]
Borobudur kini masih digunakan sebagai tempat ziarah keagamaan; tiap tahun umat Buddha yang datang dari seluruh Indonesia dan mancanegara berkumpul di Borobudur untuk memperingati Trisuci Waisak. Dalam dunia pariwisata, Borobudur adalah objek wisata tunggal di Indonesia yang paling banyak dikunjungi wisatawan.









2.      Museum Pesawat Dirgantara Mandala
           
Sepintas museum yang diresmikan sejak 29 Juli 1984 ini tidak banyak berubah. Pengunjung masih tidak dibebankan tiket masuk, hanya meninggalkan tanda pengenal di pos depan sebelum memasuki kompleks. Masuk dalam lingkup TNI AU Adisucipto membuat tempat ini banyak dikenal oleh anak-anak sekolah dari jenjang dasar sampai menengah atas yang hendak study tour, dan beberapa turis yang sudah mengetahui keberadaan tempat ini lewat promosi mulut ke mulut saja. Selebihnya turis terlihat masa bodoh tentang keberadaan Museum Dirgantara Mandala.
                 
           
            Padahal museum ini terletak tak jauh dari Jalan Raya Solo-Yogya, hanya berjarak sekitar 500 meter saja dari halte bus TransJogja kawasan Janti. Koleksi yang dimiliki Museum Dirgantara Mandala juga nggak main-main. Seluruh benda dan cerita sejarah masa lalu yang berhubungan dengan Angkatan Udara Republik Indonesia ( AURI ) tertata rapi di dalam bangunan berukuran lebih dari 8.000 meter persegi.

3.      Taman Pintar







            Pada saat sampai ke Taman Pintar terdapat aneka wahana yang bisa dilihat bahkan kita coba. Jangan kaget kalau tahu - tahu mendengar suara arungan keras yang berasal dari tiruan Tyranosaurus yang beken disebut T Rex. Selain itu pengunjung dapat melihat gambar fosil dan permainan tentang dinosaurus yang ditampilkan melalui layar lebar.
Yang seru disini kita bisa mencoba sejumlah alat peraga, dari mulai generator pedal sampai simulator gempa. Dalam simulator gempa ini pengunjung dipersilahkan mencoba guncangan dengan kekuatan 4 skala ritcher.
Gempa buatan ini diatur dengan perangkat lunak khusus berbasis sistem operasi Windows yang diletakkan di sebelah ruang peraga. Untuk menciptakan goyangan alat peraga itu digunakan tenaga mesin hidrolik dengan daya dukung listrik sebesar 30 KVA (Kilo volt Amphere). Maksimal daya tampung alat peraga itu adalah 1000 kilogram atau jika dimasuki pengunjung maksimal empat orang. 

4.      Candi Prambanan

           






            Candi Prambanan atau Candi Loro Jonggrang adalah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia yang dibangun pada abad ke-9 masehi. Candi ini dipersembahkan untuk Trimurti, tiga dewa utama Hindu yaitu Brahma sebagai dewa pencipta, Wishnu sebagai dewa pemelihara, dan Siwa sebagai dewa pemusnah. Berdasarkan prasasti Siwagrha nama asli kompleks candi ini adalah Siwagrha (bahasa Sanskerta yang bermakna 'Rumah Siwa'), dan memang di garbagriha (ruang utama) candi ini bersemayam arca Siwa Mahadewa setinggi tiga meter yang menujukkan bahwa di candi ini dewa Siwa lebih diutamakan.
Kompleks candi ini terletak di kecamatan Prambanan, Sleman dan kecamatan Prambanan, Klaten,[1] kurang lebih 17 kilometer timur laut Yogyakarta, 50 kilometer barat daya Surakarta dan 120 kilometer selatan Semarang, persis di perbatasan antara provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.[2] Letaknya sangat unik, Candi Prambanan terletak di wilayah administrasi desa Bokoharjo, Prambanan, Sleman, sedangkan pintu masuk kompleks Candi Prambanan terletak di wilayah adminstrasi desa Tlogo, Prambanan, Klaten.
Candi ini adalah termasuk Situs Warisan Dunia UNESCO, candi Hindu terbesar di Indonesia, sekaligus salah satu candi terindah di Asia Tenggara. Arsitektur bangunan ini berbentuk tinggi dan ramping sesuai dengan arsitektur Hindu pada umumnya dengan candi Siwa sebagai candi utama memiliki ketinggian mencapai 47 meter menjulang di tengah kompleks gugusan candi-candi yang lebih kecil.[3] Sebagai salah satu candi termegah di Asia Tenggara, candi Prambanan menjadi daya tarik kunjungan wisatawan dari seluruh dunia.[4]
Menurut prasasti Siwagrha, candi ini mulai dibangun pada sekitar tahun 850 masehi oleh Rakai Pikatan, dan terus dikembangkan dan diperluas oleh Balitung Maha Sambu, pada masa kerajaan Medang Mataram.

5.      Keraton Yogyakarta










            Keraton Yogyakarta (Jogja) atau sering disebut dengan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat terletak di jantung provinsi Daerah Istimewa Yogjakarta (DIY), Indonesia. Karena tempatnya berada di tengah-tengah Jogja, dimana ketika di ambil garis lurus antara Gunung Merapi dan Laut Kidul, maka Keraton menjadi pusat dari keduanya. Keraton atau Kraton Jogja merupakan kerajaan terakhir dari semua kerajaan yang pernah berjaya di tanah jawa. Ketika kerajaan hindu-budha berakhir kemudian di teruskan dengan kerajaan islam pertama di Demak, lalu berdiri kerajaan yang lain seperti Mataram islam yang di dirikan oleh Sultan Agung lalu berjalan dan muncul Keraton Jogja yang didirikan oleh Sultan Hamengku Bowono I. Hingga sekarang, keraton Jogja masih menyimpan kebudayaan yang sangat mengagumkan.

            Dalam perkembangannya, Keraton Jogja banyak mengalami masa pasang surut kepemimpinan dan terjadi perpecahan. Yang paling terkenal adalah perjanjian Giyanti pada tahun 1755, dimana kerajaan dibagi menjadi 2 (dua) yaitu wilayah timur yang sekarang menjadi keraton surakarta (solo – petualangan selanjutnya ) dan wilayah barat yang disebut dengan Keraton Jogjakarta. Namun, Keraton Jogja juga banyak menyimpan sejarah yang tak bisa dilupakan begitu saja oleh bangsa Indonesia, termasuk dalam perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia








6.      Malioboro




           
           
            Malioboro (bahasa Jawa: Hanacaraka, Dalan Malioboro) adalah nama salah satu kawasan jalan dari tiga jalan di Kota Yogyakarta yang membentang dari Tugu Yogyakarta hingga ke perempatan Kantor Pos Yogyakarta. Secara keseluruhan terdiri dari Jalan Margo Utomo, Jalan Malioboro, dan Jalan Margo Mulyo. Jalan ini merupakan poros Garis Imajiner Kraton Yogyakarta.
            Pada tanggal 20 Desember 2013, pukul 10.30 oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X nama dua ruas jalan Malioboro dikembalikan ke nama aslinya, Jalan Pangeran Mangkubumi menjadi jalan Margo Utomo, dan Jalan Jenderal Achmad Yani menjadi jalan Margo Mulyo.[1]
            Terdapat beberapa objek bersejarah di kawasan tiga jalan ini antara lain Tugu Yogyakarta, Stasiun Tugu, Gedung Agung, Pasar Beringharjo, Benteng Vredeburg, dan Monumen Serangan Oemoem 1 Maret.
            Jalan Malioboro sangat terkenal dengan para pedagang kaki lima yang menjajakan kerajinan khas Jogja dan warung-warung lesehan di malam hari yang menjual makanan gudeg Jogja serta terkenal sebagai tempat berkumpulnya para seniman yang sering mengekpresikan kemampuan mereka seperti bermain musik, melukis, hapening art, pantomim, dan lain-lain di sepanjang jalan ini.









DAFTAR ISI

Kata Pengantar

BAB I PENDAHULUAN
A.      LATAR BELAKANG
B.     TUJUAN
C.     MANFAAT

BAB II PEMBAHASAN
1.      Candi Borobudur
2.      Museum Pesawat Dirgantara Mandala
3.      Taman Pintar   
4.      Candi Prambanan
5.      Keraton Yogyakarta
6.      Malioboro

BAB III PENUTUP
A.     KESIMPULAN
B.     SARAN


























Kata Pengantar

            Puji syukur ami sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha esa karena berkat rahmat serta kebaikannya kita bisa menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat setelah kita menyelesaikan pelajran study tour ke Yogyakarta.
 Kami menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan pemahaman kami tentangkota yogyakarta, menjadikan keterbatasan kami pula untuk memberikan penjabaran yang lebih dalam tentang masalah ini,oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini.
Harapan kami, semoga karya tulis ini membawa manfaat bagi kita, setidaknya untuk sekedar membuka cakrawala berpikir kita tentang kota Yogyakarta.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan ini.







         


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kelompok kami dalam melakukan penelitian “KE DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ” dalam mencari pengalaman atau wawasan melalui pelajaran   yang di berikan di luar kelas.Disana kita mencari pengalaman dengan adanya kegiatan ini membuat minat pelajar untuk menambah pengetahuan lain lebih berkembang dan bermanfaat bagi kita semua.

B.     TUJUAN

Untuk menambah pengalaman di luar kelas, juga berguna untuk menambah wawasan tentang sejarah bangunan-bangunan yang ada di Indonesia serta  untuk refresing.

C.     MANFAAT
Manfaat Study Tour sangat banyak antara lain  :
  1. Menambah ilmu pengetahuan, wawasan yang umum dan luas.
  2. Mengenal tempat-tempat wisata di jogja yang indah dan dipelihara di Indonesia.
  3. Mengetahui asal usul dari tempat-tempat wisata di Yogyakarta.
  4. Mempererat keakraban dengan teman satu sekolah.
  5. Kebersamaan yang sangat erat dan kerjasama antar kelompok.
Dengan demikian diselenggarakannya kunjungan ke jogja sangat bermanfaat.


         





BAB III
PENUTUP

A.           Kesimpulan
Maka dapat disimpulkan bahwa tempat-tempat pariwisata yang ada di Yogyakarta itu sangat banyak,dan kita harus senantiasa menjaga serta merawatnya agar tetap asri seperti aslinya.agar menarik para wisatawan untuk berlibur ke Yogyakarta.
Selain itu,kota jogja yang menawan itu tidak harus kita tambahkan dengan budaya-budaya barat yang kita rasa sangat bagus atau trend.tapi justru itu salah,kita harus tetap menjaga budaya asli  jogja itu sendiri agar mempunyai keaslian yang khas dimata dunia.
Jogja merupakan salah satu kota favorit para wisatawan untuk berlibur dan menghabiskan sisa waktu istirahatnya di tempat-tempat wisata yang ada di jogja.walaupun banyak cerita-cerita mistis  yang beredar di masyarakat luas,para wisatawan tetap antusias menikmati tempat-tempat pariwisata yang ada di Yogyakarta.

B.             Saran
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan karya tulis ini banyak ditemui kesulitan, oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik agar kami dapat menyempurnakan karya tulis ini.
Demikianlah Kesimpulan dan saran dalam pembuatan karya tulis ini. Dalam pembuatan karya tulis ini banyak sekali kekurangan-kekurangan, untuk itu  penulis sebagai manusia biasa mohon maaf atas segala keurangan dan kekhilafan. Semoga karya tulis ini bermanfaat bagi kita semua.

 






Tidak ada komentar:

Posting Komentar